Sabtu, 25 Januari 2014

SARA

0 komentar

Tendangan si Madun, siapa yang tidak kenal dengan sinetron ini.  Sinetron yang berlatar di sebuah sudut kota jakarta ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Madun(Yusuf Mahardika) pemain bola kampung yang berharap menjadi pemain Timnas Indonesia dan pemain kelas dunia.
Anak mana sih yang  gak suka sama sepakbola apalagi sampai di buatkan sinetron. Sinetron sepakbola yang di kemas dengan gerakan-gerakan kungfu ini memang layak di acungi jempol dalam hal menarik minat anak-anak untuk menontonnya. Kalau saya boleh jujur, saya bukan penggemar sinetron . Tetapi apa boleh buat waktu itu keponakan yang lagi nonton jadi terpaksa ikut-ikutan daripada boring gak ada hiburan maklum tv nya cuma satu *curhatmodeon.
Di pertengahan jalan cerita, saya menemukan adegan yang saya pikir tidak cocok untuk anak-anak. Bukan adegan sih, ucapan lebih tepatnya. Nah ceritanya si anak sebut saja namanya embul (anak papua) di panggil sama si pelatih. Si pelatih memanggil dengan kata “Hey G*s*ng”. Sungguh kata yang kurang tepat saya pikir, entah adegan ini ditujukan untuk menambah sense of humor atau apa, jikapun iya maka terasa garing dan terkesan SARA. Mungkin adegan ini luput dari pemeriksaan KPI. Penilaian saya bukanlah hal yang berlebihan mengingat ini adalah sinetron yang ditujukan untuk  anak-anak dan tayang di jam primetime. Bisa dibayangkan jika anak-anak yang menonton sinetron tadi memanggil temannya yang *maaf berkulit hitam dengan kata yang sama , pastilah si anak tadi merasa dibully dan dikucilkan oleh teman-temannya.  Jelas ini bertolak belakang dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika , tak sedikit konflik bersaudara diluar sana yang berawal dari sebuah hal yang sepele seperti ini.

Maka ada baiknya orang tua lebih selektif lagi memilih tontonan untuk sang buah hati, dan memperhatikan konten dari acara itu sendiri. Carillah tontonan yang mempunyai unsur edukasi didalamnya maka anak tak hanya sekedar membuang waktu untuk menonton tv secara tidak langsung ia juga telah belajar dari tontonan itu.


“I have a dream that one day little black boys and girls will be holding hands with little white boys and girls” - Martin Luther King Jr





Kamis, 24 Januari 2013

NERVOUS

0 komentar

GELISAH,mungkin kata inilah yang mewakili perasaanku sekarang.Why ? gara2 cewek ? gak lah,ngapain gelisah gara2 cewek.So,what is that ? only one words PRAKERIN.Tau prakerin kan ? kalo gak tau prakerin itu adalah singkatan dari Praktek Kerja Industri atau sering juga disebut PKL(Praktek Kerja Lapangan).Prakerin identik dengan siswa/siswi SMK ataupun anak2 kuliahan,yeah aku sekarang adalah siswa kelas XI di SMKN 1 SEBULU.Prakerin bukan hanya sarana untuk jalan2 tetapi Prakerin adalah kesempatan untuk uji nyali,persiapan memasuki kerja nyata dan wadah untuk mengetahui skill atau kemampuan kita.

Mengapa harus gelisah ? Mungkin banyak yang beranggapan prakerin itu ajang untuk happy2 tapi menurutku itu tergantung keadaan disananya nanti.Prakerin itu ibarat koin yang memiliki dua sisi yang berlainan yaitu sisi baik & buruk.Seperti kata pak guruku pada saat Santiaji(pembekalan),dia berkata“Pikirkanlah hal yang paling buruk saat kalian berada di sana sehingga apabila ada sebuah hal yang baik maka itu adalah sebuah kejutan yang sangat menyenangkan”.Hal yang paling ku takuti  adalah nilai Prakerinku jeblok karena Prakerin ini menentukan sekali pada saat kelulusan nanti apalagi aku bukanlah tergolong kedalam siswa yang pandai.

Sempat kecewa juga karena keberangkatan yang semula dijadwalkan tanggal 24 januari harus di tunda sampai tanggal 31 januari.Yeah ambil positifnya aja lah,dengan begitu aku punya sedikit waktu untuk bisa mempersiapkan perbekalan saat akan berangkat nanti.Bukan hanya bekal berbentuk materi seperti uang  atau makanan tetapi juga mempersiapkan mental dan bekal teori yang pernah di ajarkan oleh Bapak/Ibu guru yang pernah ajarkan.

About